Chikungunya atau Flu Tulang
Chikungunya atau Flu Tulang
(Disusun Oleh : Edy Ramdan)
Apa arti "Chikungunya"?
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).
Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya.
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah
dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak
mematikan.
Berikut tanya jawab seputar penyakit yang gejalanya mirip dengan penyakit demam berdarah ini. Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus dengue? Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya? Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya. Virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus.
Sejarah Chikungunya di Indonesia
Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus chikungunya mencapai 3.918. dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Gejala Penderita Chikungunya
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang- tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu.
Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.
Tidak Menyebabkan Kematian atau Kelumpuhan !
Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti terjadi kelumpuhan. Melainkan lebih dari sekedar keengganan si penderita melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Walau demikian, rasa nyeri masih akan tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Jadi, jangan panic dulu apabila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Serta ngilu pada persendian itu tidaklah menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Dokter biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya tahan tubuh. Sebagian orang mengatakan penyakit ini bisa diatasi dengan mengonsumsi jus buah segar, benarkah? Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam.
Bagaimana cara menghindari penyakit ini?
Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nah.. ternyata nyamuk ini punya kebiasaan unik.
Pertama, Mereka senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.
Kedua, Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar.
Ketiga, nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Bisakah seseorang terserang penyakit ini berkali-kali?
Kabar baiknya, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Sebabnya, pada tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.
(Edy Ramdan/berbagai sumber/http://www.scribd.com/doc/8714150/Chikungunya-Atau-Flu-Tulang)
10 Hal Penyebab Flu
Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/01/18/brk,20110118-307050,id.html
Seni Tawar Menawar
Semakin hari di Jakarta maupun kota-kota besarnya lainnya di seputar Indonesia mulai kehilangan satu-persatu pasar tradisionalnya. Demi alasan modernisasi dan kapitalisme maka pasar-pasar modern yang mengemas barang-barangnya lebih apik dibanding pasar tradisional semakin membius warga Indonesia belum lagi dengan iming-iming diskon yang setiap minggu menjadi daya tariknya. Pasar tradisional yang kerapkali kotor becek dan terletak di alam terbuka, thus, bila hujan konsumen dan pedagang sama sama kehujanan dan bila panas kepanasan membuat suasana tidak senyaman carrefour misalnya.
Tetapi memang begitu yang namanya pasar tradisional, becek terutama terutama di negara-negara Asia Tenggara. Bahkan untuk pasar-pasar yang sudah relokasi kedalam gedung-gedung milik PD Pasar jaya tidak bisa menghilangkan atmosfir ketradisionalannya, lupakan lantunan lagu-lagu pop yang sedang hits ketika anda belanja di sana. Bilapun ada terdengar musik maka itupun saling tumpang tindih karena terdengar dari beberapa toko berbeda. Belum lagi gang-gang yang sempit akibat dijejali orang-orang baik konsumen dan pelayan toko yang tidak muat lagi berada di dalam akibat dipenuhi barang-barang dagangannya sampai keluar-luar.
Pun begitu ditengah-tengah pelbagai ketidaknyaman, pasar tradisional masih menjadi tempat favorit bagi kebanyakan warga, ibu-ibu tentu saja. Disamping kabarnya pasar tradisional mematok harga yang lebih murah dibanding beberapa pasar modern yang ada. Kesempatan berkunjung pada pasar tradisional menjadi sebuah tradisi dalam bersosialisasi dengan beberapa tetangga yang kebetulan pada waktu yang bersamaan.
Pasar tradisional memang biasanya mendekati pemukiman warga, entah memanfaatkan lahan yang kosong atau jalan-jalan di seputar perumahan yang cukup strategis. Dan karena pengunjungnya warga sekitar saja yang notabene sudah saling kenal maka kesempatan berbelanja di sana dijadikan untuk bertukar kabar. Pasar tradisional akan semakin ramai sebagai pusat pertukaran kabar terutama bila berada pada lingkungan yang ibu-ibunya memiliki waktu luang lebih atau bahkan sama sekali tidak bekerja.
Di Indonesia sendiri menurut Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), jumlah pasar tradisional yang berpotensi menjadi pasar grosir berjumlah kurang lebih 150 buah. Keberadaan mereka kian mari kian terancam karena kebijakan pemerintah daerah yang sepertinya kurang memperhatikan kesehatan persaingan antara pasar modern dan pasar tradisonal. Sejumlah pasar tersebut dibeberapa kota besar mempunyai letak lokasi yang strategis. Berdasarkan data dari Asparindo, pasar tradisional yang berletak strategis diantaranya seperti di Jakarta terdapat pasar tradisional Jatinegara, Glodok, Senen, dan Tomang. Di Yogyakarta terdapat pasar tradisional Bringharjo. Di Surabaya terdapat pasar tradisional Wonokromo, dan Turi. Tentusaja letak yang strategis membuat pasar modern juga ingin berbagi "kue" yang sama. Walaupun biasanya keberadaan pasar modern hanya menjadi ancaman bagi pedagang lama.
Satu hal juga yang pasti kenapa pasar tradisional masih menjadi pilihan adalah kebebasan untuk menawar barang dagangan yang dijajakan. Menawar membawa kepuasaan tersendiri bagi konsumen. Merasa mendapatkan barang lebih murah dan mengalahkan harga yang dipasang pedagang adalah sebuat sepiritulisme (baca: nyawa) jual beli dalam pasar tradisional. Berbeda dengan harga tetap terpasang disetiap barang adalah "harga yang harus dibayar" oleh para pembeli di pasar modern.
Tradisi tawar menawar di sekitar kita ternyata sudah demikian uniknya. Tidak hanya ibu-ibu ternyata kebiasaan ini juga biasa dilakukan oleh bapak-bapak, walau mungkin tidak segigih dan sesadis isteri mereka. Di Padang misalnya dikenal dengan sebuah kebiasaan tawar menawar yang cukup menarik dikenal dengan marosok. Marosok berlangsung antara penjual-pembeli seperti orang bersalam-salaman. Tangan yang bersalaman itu selalu ditutupi benda lain, seperti sarung, baju atau topi. Setiap jari melambangkan nilai uang.
Transaksi cukup dilakukan "berduaan" antara penjual dan pembeli dengan menggunakan bahasa isyarat. Tanpa omongan, pedagang-pembeli cukup bersalaman dan memainkan masing-masing jari tangan untuk bertransaksi. Namun begitu, kedua tangan yang berjabat tidak terlihat orang di luar penjual-pembeli. Sebab, tangan yang bersalaman itu selalu ditutupi benda lain, seperti sarung, baju atau topi. Tujuannya agar orang lain tak melihat proses transaksi tersebut. Dengan begitu, harga ternak hanya diketahui antara penjual dan pembeli.
Sewaktu tawar menawar berlangsung, penjual dan pembeli saling menggenggam, memegang jari, menggoyang ke kiri dan ke kanan. Jika transaksi berhasil, setiap tangan saling melepaskan. Sebaliknya, jika harga belum cocok, tangan tetap menggenggam erat tangan yang lain seraya menawarkan harga baru yang bisa disepakati.
Para pedagang ber-marosok agar harga ternak yang dibelinya tidak diketahui oleh banyak orang. Transaksi berduaan seperti itu memang jamak dilakukan di setiap pasar ternak, tentu saja dengan cara yang disepakati masyarakat masing-masing daerah. Tak ada yang mengetahui secara pasti, kapan marosok ini bermula. Sejumlah pedagang ternak hanya mengakui, tradisi ini sudah dimulai sejak zaman raja-raja di Minangkabau dan diterima secara turun temurun (liputan6.com)
Kabarnya akibat sedemikian getolnya orang-orang Indonesia menawar setiapkali beberalanja membuat pedagang Pasar Seng di Arab Saudi, yang sekarang sudah tergusur akibat perluasaan Masjidil Haram mahfum. Sebenarnya menawar barang dagangan di sana sangat tidak etis dan dianggap menghina, namun setelah (ibu-ibu) Indonesia banyak berbelanja di sana membuat mereka faham bahkan akhirnya ikut-ikut menawarkan dagangannya dengan "bisa ditawar, bisa ditawar".
Yah, akhirnya setelah pasar tradisional kita menjadi bulan-bulanan pasar modern ada juga satu-dua hal yang berasal dari nilai-nilai pasar tradisional Indonesia kita eksport, tidak tanggung-tanggung bahkan sampai Arab Saudi.
Tulisan 2
Ketika tergesa menuju ke sebuah resto yang terletak di sebuah pusat perbelanjaan untuk janjian makan siang bareng teman, langkah aa terhenti di depan meja yang menggelar barang dagangan berupa pernak-pernik khas cowok. Barang-barang yang dominan tampak berjejer terdiri dari ikat pinggang, kotak rokok, dan korek gas. Berbagai macam bentuk dan warna.
Tangannya yang erat menggamit lenganku, tak urung membuat langkahku tertahan. Pengen beli apa, say? tanyaku, yang dijawabnya dengan meraih sebuah korek gas mungil berentuk persegi 2,5 X 5 cm. Oalaaahhh!
Aku tak berkomentar banyak, karena memang sudah lama dia ‘merayu’ minta dibelikan korek gas yang baru setelah korek gas kesayangannya— korek gak tipis berwarna metalik dengan nyala api biru— hilang entah di mana. Korek gas ini aku juga yang memilihkan buat aa, kami beli di sebuah emperan pusat penjualan handphone. Setelah hilang, aku belum sempat membelikan gantinya, tepatnya sih agak mengabaikan, karena toh, kupikir korek gas biasa seharga 2000an bermerek ‘Tokai’ sudah cukup.
Kali ini aku tidak bisa menolak keinginannya. “Pilih yang mana ya, dik?” katanya meminta pertimbanganku. Ada yang berwarna merah, coklat agak berwarna perunggu dan yang berwarna metalik.
“Terserah aa, sukanya yang mana. Kayanya sama-sama lucu deh!” jawabku. Dia cenderung memilih wang berwarna perunggu. Aku memilih sebuah korek tipis berwarna metalik, dan kucoba menyalakannya. Aa juga mencoba menyalakan korek yang ia pegang. Tidak ada masalah.
Oke. Sekarang masalah harga.
“Berapaan nih bang?” tanyaku pada si Abang penjual.
“Wah yang ini agak mahal bu, empatpuluh lima…”
“Idih, mahal amat! enggak segitu kali bang” tukasku cepat. Aa berdiri diam di sampingku. Soal tawar-menawar dia tidak kuijinkan ikut campur. Jadi dia memilih melanjutkan acara memilih korek gas.
“Bisa kurang sedikit, bu”
“Lha, ya jangan sedikit. Masa korek mahal begini. Kalau boleh sepuluh deh!”. Kuajukan tawaran terendah. Ini merupakan jurus menaksir harga barang. Biasanya si penjual akan menawarkan dagangannya 2 X lipat harga sebenarnya. Bila dia menawarkan Rp 45.000, berarti harga barangnya paling mahal sekitar Rp 22.500. Taksiranku sih, harga korek gas itu hanya sekitar Rp 15.000, sehingga kumulai tawaran dari harga Rp 10.000.
“Wah, segitu mana dapat bu. Tigalima lah!” kilahnya sambil sedikit memonyongkan bibir dan menggelengkan kepala.
“Segitu aja deh, bang. Kalau mau sih” Cepat-cepat kugamit tangan aa. Ini adalah efek mendramatisir suasana tawar-menawar. Kalau mau ya oke, enggak ya kami pergi. Itu maksudnya.
“Tambah deh bu…25?. Nadanya mulai memelas.
“Lima belas boleh, saya ambil”. Kataku cepat, sambil mengangkat langkah menyeret aa. Kalau ini merupakan etiket tawar menawar. Si Penjual nurunin harga, kita naikin harga tawaran. Bila tidak mau menaikkan harga tawaran, itu sama saja dengan tidak niat beli. Namun, bila tampaknya tawar menawar menjadi alot, sementara udah kepengen, tanya aja harga pasnya berapa. Ini akan jadi acuan buat perbandingan di tempat lain.
Karena limabelas ribu merupakan harga taksiranku, dan aku yakin harganya emang segitu. Aku ngotot pergi, kalau dia gak ngasih ya udah cari ditempat lain.
Tiba-tiba…
“Duapuluh, deh”. Aa menyela pertarunganku yang sedang seru-serunya dengan si Abang Penjual Korek Gas.
*Sigh*
“Ya…boleh, deh”. Secepat kilat si abang menyetujui. Bahkan sebelum aku sempat melotot pada aa. Uuhh, jelas aja boleh, harusnya harganya memang 15 rebu kok!
Aa langsung berbinar, lalu mengambil korek yang dia incar. Aku tidak tega merusak keriangannya. Jadi kubiarkan saja si Abang tersenyum penuh kemenangan.
“Ini atau ini ya, dik?” tanya aa memastikan lagi. Setelah dua-duanya dicoba, aku memilihkan yang warna metalik, tipis, dan manis dengan logo Harley Davidson, alasanku karena nyala apinya hijau terang. Aa setuju.
Sebelum dibayar, aku meminta si Abang menambahkan gasnya. Aa tersenyum puas, sambil menggenggam korek gasnya dengan erat layaknya bocah yang mendapatkan mainan yang diidamkan.
Duh Aa…kalau lagi begini manjanya bikin aku gemezzz!
Tulisan 3
Dulu waktu masih bujang, saat pulang ke kampung saya selalu nanya ke tukang ojek yang akan mengantar saya dari tempat pemberhentian bis di kecamatan ke kampung saya yang ndeso pelosok itu, "Berapa Mas?"
Bukan karena saya kuatir ndak mampu mbayar, saya cuma pengen ngetes seberapa tingkat ketulusan dia jadi tukang ojek. Setau saya harga wajar ojek ke rumah waktu itu sekitar 6-7ribu, kalo dia nawarin seharga itu biasanya orangnya saya kasih 10-15 ribu. Tapi kalo dia nawarin 15 ribu saya akan tawar dengan agak ngotot sampe turun jadi 6-7ribu, dan ndak akan saya tambahi!
Tawar-menawar memang bukan melulu soal memberi sesedikit mungkin untuk memperoleh hasil maksimal, bukan hanya soal kemampuan dan kebutuhan, tapi juga soal kepuasan.
Suatu saat waktu lagi jalan di Malioboro saya naksir sama sebuah hiasan meja berbentuk gitar kecil, saya tanya, "Berapa Mas?"
Kata penjualnya, "50 ribu saja, murah."
Saya punya temen yang pernah jualan di Malioboro, dia bilang penjual di situ ada yang menawarkan barang dengan harga dua kali lipat harga sebenarnya. Hal itu dilakukan karena jarang orang yang berani nawar hingga separo harga, sehingga berapapun nanti harga yang disepakati dia akan dapet untung.
Itu terbukti, saya ndak berani nawar separo harga, "35 ribu yo Mas?"
Penjualnya langsung mengangguk. Barang dibungkus dan saya pergi dengan hati ndongkol, dalam hati saya mbatin, "Asem! Harusnya tadi ditawar lebih rendah lagi!"
Sampeyan mungkin juga pernah merasakan hal yang sama. Bukan karena duitnya, tapi lebih karena tawar-menawar yang dilakukan rasanya ndak maksimal. Rasanya kurang lega. Beda kalo misalnya saya sampe ngomong, "Ndak mau ya sudah!" Pura-pura pergi dan kemudian penjualnya memanggil untuk mengiyakan. Ritual yang hampir basi tapi tetep menyenangkan.
Makanya walaupun rasanya agak miris tapi saya bisa memahami mbok-mbok di pasar yang kadang untuk harga seratus dua ratus perak saja masih pake nawar. Bukan masalah duitnya, tapi kepuasan batin.
Berarti tawar menawar hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dengan itung-itungan ekonomis, serta untuk mencari kepuasan batin?
Tulisan 4
Hush hus,you go, you cheap person”, kalimat inilah yang dikatakan salah satu pedagang penjepit rambut di Ladies Market kepada calon pembelinya ketika menawar. Apa yang akan anda lakukan jika menghadapi pedagang seperti ini? Bukankah seorang pembeli adalah seorang raja?
Udara sore yang semakin dingin seakan menusuk kulit. Hal ini seolah sirna saat memasuki kawasan Ladies Market di Tung Choi Street, Mong Kok, utara Hongkong Island. Tenda bergaris warna-warni, besi-besi pemancang yang membentuk lapak-lapak kecil pedagang menghiasi perjalanan para pelancong di kiri dan kanan. Aneka barang-barangpun diperjual belikan. Hiruk pikuk di pasar ini membuat orang serasa tidak berada di negara berkembang bekas jajahan Inggris ini.
Salah satu daerah Hongkong yang paling ramai adalah Mongkook, disinilah lokasi Ladies market. Pasar merupakan pusat wisata dan perbelanjaan turis yag menghasilkan devisa serta meciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Ladies Market berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah pasar wanita. Pasti tergambar di benak anda, pasar ini sebagai pasar yang didatangi dan menjual keperluan wanita semata. Ternyata tidak, Ladies Market merupakan pasar terbuka yang menjual bermacam-macam kebutuhan baik pria maupun wanita. Tidak seperti namanya yang digambarkan hanya memfokuskan pada kebutuhan wanita saja. Di pasar ini baik pria maupun wanita bercampur baur memenuhi pasar ini. Pasar ini buka dari siang sampai pukul 23.00 waktu Hongkong.
Barang-barang yang dijual di pasar ini merupakan barang-barang produksi China sehingga jika anda melihat ada bermacam-macam merek terkenal baik jam,sepatu ataupun tas, itu semua aspal (asli palsu).
Jika anda bepergian ke Hongkong pastilah Ladies Market merupakan salah satu tempat yang sangat direkomendasikan oleh travel agensi atau orang-orang yang pernah berkunjung kesana. Lalu hal yang menarik bagi anda adalah informasi mengenai barang yang dapat ditawar dan murah.
Pada dasarnya Ladies Market tidaklah berbeda dengan pasar yang ada di Jakarta seperti Mangga Dua, Glodok dan Pasar Baru. Bahkan harga yang ditawarkanpun tidak berbeda jauh, karena para pedagang mengetahui bahwa kita pendatang, biasanya mereka semua sepakat akan memberikan harga yang sangat tinggi terlebih dahulu rata-rata sekitar HK$ 200 – HK$ 800. Jika kita pintar menawar, harga akan turun tapi itupun tidak terlalu beda jauh dengan harga di Jakarta.
Tapi berhati-hatilah dalam menawar barang yang ingin dibeli, salah-salah anda kena semprot para pedagang disana. Pedagang di Ladies Market ini sangat terkenal dengan ketidakramahan mereka saat melayani pembeli. Pada awalnya mereka terlihat ramah saat menawarkan barang-barangnya, hal ini untuk menarik perhatian kita untuk berkunjung dan melihat –melihat. Biasanya ketika kita ingin tahu harga barangnya mereka akan menyodorkan kalkulatornya dan jika kita tidak cocok dengan harganya mereka akan menyuruh kita menuliskan harga yang kita mau di kalkulator. Ketika mereka tidak cocok dengan harga yang kita mau, mereka akan membanting kalkulatornya, mengusir, dan mengatai kita dengan kata-kata kasar dalam bahasanya, seperti, “Sen Ching Ping!” yang artinya orang gila.
Tempat-tempat wisata biasanya menawarkan hal-hal yang menarik, memberikan kesan yang baik sehingga membuat orang ingin kembali ke tempat tersebut. Selain itu orang baik maupun orang jahat (penipu) yang merupakan pedagang, penduduk asli di tempat wisata pastinya bersikap ramah dan melayani kita dengan sangat baik. Tapi lain halnya dengan pasar yang satu ini.
Anehnya tetap saja tempat ini ramai dikunjungi wistawan dan bertahan sampai sekarang. Padahal para pedagang disana berjualan dengan emosi seperti saat Jenifer yang merupakan wisatawan Belanda ini yang menawar harga tas yang dibelinya dan berhasil, tapi ketika sang pedagang membungkus tasnya sang pedagang menggrutu dan marah sendiri karena kalah. Apalagi ketika teman Jenifer datang, sang pedagang berteriak,”You go! You can not, just her! You go!”
Setelah menyelesaikan transaksinya kami hampiri Jenifer dan bertanya bagaimana perasaanya berbelanja di Ladies Market ini. Ia pun menjawab cukup senang karena barang-barangnya yang dapat ditawar, baginya harga barang-barang disini sangat murah dan barangnyapun menarik karena ada yang tidak dapat dijumpai negaranya seperti barang-barang oleh-oleh khas Cina.
Ketika kami menanyakan tentang sikap para pedagangnya, iapun berkomentar bahwa mereka sangatlah tidak ramah, beda sekali dengan pedagang-pedagang di negara asia lainnya yang pernah ia kunjungi seperti Thailand. Pedagang-pedagang di Thailand sangatlah ramah dan memberikan service yang sangat memuaskan, mereka melayani pembeli bagaikan seorang raja. Walaupun begitu ia tetap berkata akan kembali lagi kesini dengan alasan, baginya tawar menawar merupakan hal yang menarik dari Ladies Market.
Selain Jenifer, ternyata kami juga bertemu dengan Lanny, wisatawan asal Indonesia disana, baginya lebih baik berbelanja di pasar negara sendiri daripada disini. Karena ia merasa sikap para pedagang sudah sangat keterlaluan, lagipula barang-barang yang ditawarkanpun ada semua di Jakarta. Sehingga apa yang ia bayangkan tentang Ladies Market jauh berbeda dengan kenyataanya. Baginya tidak ada bedanya dengan pasar Melawai di Blok M yang berupa lapak-lapak.
“Nyuruh-nyuruh nawar malah kena damprat”, itulah yang dirasakan para wisatawan saat berkunjung ke pasar ini. Lalu apa alasan para pedagang bersikap kurang ramah. Akhiem (45), penjual aksesoris imitasi mengatakan bahwa tidak semua pedagang disini seperti itu. Orang China yang ada di pasar memang mempunyai sikap yang terlihat kurang ramah karena memang itu gaya bicara mereka yang suka berteriak-teriak. Sehingga terkadang orang dengan kebangsaan lain mempersepsikan hal itu sebagai tindakan yang sama sekali tidak menghargai pembeli. Jika antar orang China itu sudah biasa. Jika yang berkata-kata kasar, mungkin pedagangnya sedang stress karena sepi pembeli dan daganganya ditawar dengan harga yang tidak rational. Bagi para pedagang disini turis-turis khususnya turis Asing mempunyai banyak uang jadi mereka menawarkan harga tinggi.
Pada dasarnya kehidupan masyrakat Hongkong sangatlah sejahtera karena perhatian pemerintah yang sangat mendalam terhadap mereka. Sehingga rata-rata penduduknya dapat menggunakan barang-barang yang bermerk diluar itu asli ataupun palsu. Tapi seharusnya rata-rata asli karena harga barang bermerk asli d Hongkong jauh lebih murah dari di Indonesia karena tidak dikenakan pajak.
Pemerinah Hongkong juga membuat program yang sangat baik yaitu memberikan tempat tinggal yang layak serta beasiswa terhadap keluarga yang tidak mampu sehingga keluarga tersebut bisa bertahan hidup, dengan syarat setelah lulus sekolah anak tersebut harus dapat membantu negara, sehingga ada timbal balik.
Karena itulah para pedagang-pedagang tersebut sudah merasa culup sejahtera dan tidak menurunkan derjata diri sebagai orang yang memerluka uang dari pembeli, bagi mereka lebih baik dapat menjual sedikit barang dengan harga yang pas bagi mereka daripada banyak barang tapi dapat untung yang sedikit.
Tulisan 5
Temen Gw yg Bego tawar-menawar
Ini pengalaman gw waktu rekreasi ke Borobudur, Jogjakarta.. waktu itu gw lagi bareng temen gw, truz gw kebelet pengen kencing.. untungnya jarak toilet gak begitu jauh.. tapi sebelum pergi ke toilet, tiba-tiba ada pedagang asongan nawarin minuman botol ke gw sama temen gw.. terjadilah percakapan..
percakapan season 1
Pedagang asongan : mas, minumannya mas..??
Gw : maaf bu, gak haus..
Temen Gw : berapaan bu??
Pedagang asongan : 3000 sebotol mas..
Gw : (udah gak tahan kebeletnya)Bro gw ke Toilet dulu ya..
Temen Gw : ya udah bro, cepetan sono.. gw tunggu disini..
akhirnya gw pergi ke Toilet juga.. ahh.. lega, akhirnya keluar juga.. setelah balik dari Toilet gw hampiri temen gw tadi..
percakapan season 2
Temen Gw : nih bro, buat loe..(sambil kasih ke gw sebotol minuman yg dibelinya dari pedagang asongan tadi)
Gw : beli berapa loe..??
Temen Gw : 10rb dapet 3..
Gw : (kaget..!!)Hah.. tadi kan tawarnya 3000 sebotol..
Temen Gw : emang kenapa.. gw tadi udah nawar koq waktu beli..
Gw : emang loe nawarnya gimana bro koq sampe jadi lebih mahal gitu..(penasaran)
Truz akhirnya setelah temen gw cerita kurang lebihnya seperti ini percakapan waktu terjadi transaksi jual beli minuman :
percakapan lanjutan season 1
Temen Gw : 2000 deh bu..
Pedagang asongan : gak bisa mas..
Temen Gw : 2500 lah..
Pedagang asongan : gak bisa mas.. udah pas itu 3000..
Temen Gw : ya udah deh bu.. 10rb 3botol gimana..
Pedagang asongan : boleh mas.. ini(sambil mengasihkan 3botol minuman tadi kemudian menerima uang kertas lembaran 10rb dari temen gw dan langsung pergi cepat-cepat)
akhirnya dia sadar juga setelah cerita ke gw.. trus dia bilang,"walah, malah rugi donk gw klo gitu". entah kenapa koq otaknya baru nyaut setelah ceritain tadi.. longor juga yah otak temen gw tadi.. masa' pengen nawar malah jadi lebih mahal.. lebih parahnya lagi dia gak sadar waktu beli tadi.. weleh-weleh..
Tulisan 6
PERNIAGAAN selalu terjadi setiap waktu di berbagai tempat di berbagai penjuru dunia.
Dua orang bertemu untuk melakukan transaksi jual beli. Sejak dari sistem barter hingga
menggunakan peranti finansial, baik uang giral ataupun kartal, setidaknya ada upaya untuk
melakukan tawar- menawar sebelum terjadi transaksi yang disepakati kedua belah pihak.
Ada seni tersendiri dalam melakukan tawar-menawar. Antara penjual dan pembeli berupaya
mendapatkan hasil yang terbaik dalam ukuran mereka masing-masing. Penjual berusaha
mendapat hasil terbaik dengan menjual barang pada tingkat harga yang memberikan margin
(keuntungan) terbesar di atas harga pokok. Sementara pembeli berusaha pula memperoleh
barang yang terbaik dengan harga serendah mungkin dan mendekati harga pokok.
Dua kepentingan itu yang diupayakan untuk bertemu saat negosiasi atau tawar-menawar
harga. Susahnya kalau konsumen tidak menguasai teknik bernegosiasi saat membeli barang.
Kecuali kita mengajak orang yang piawai menawar. ”Dia pintar nawar, jadi
mendingan ditemani dia saja kalau mau beli barang.” mungkin kalimat itu pernah kita
dengar. Repotnya kalau sedang perlu barang, sementara teman atau saudara yang jago menawar
harga sedang tidak ada.
Ada sejumlah trik yang ditawarkan Istijanto dalam buku ”Seni Menaklukkan Penjual
dengan Negosiasi”. Trik yang digunakan mulai dari ucapan, bahasa tubuh, hingga mimik
wajah. Tujuannya agar pedagang memperbaiki tawaran harganya.
Terkadang meski harga barang tidak bisa ditawar, masih ada peluang negosiasi dengan
menawar kompensasi lain. Misalnya, pedagang sudah tidak bisa menurunkan harga jual,
pembeli masih bisa menawar barang diantar ke tempat tanpa tambahan ongkos angkut, atau
meminta tambahan bonus barang lain yang kalau dinilai dengan uang sebenarnya merupakan
pengurangan harga barang utama.
Selain contoh dan trik menawar barang, ada sejumlah ilustrasi dan foto pada buku karya
Istijanto yang memperlihatkan bahasa tubuh dan mimik pembeli untuk memengaruhi pedagang
agar memperbaiki penawaran harga. Pembeli juga harus bisa menahan diri untuk tidak
langsung membeli pada tawaran pertama. Bisa saja di toko lain ada barang yang serupa atau
lebih baik dengan harga jual lebih rendah dari sebelumnya.
Cara lain untuk mengetahui harga yang kita tawar sudah mendekati harga pokok adalah
ucapan pedagang semacam, ”Silakan cek di toko lain. Kalau ada yang lebih murah lagi
silakan.” Nah, kesempatan itu bisa kita lakukan untuk mencek harga di beberapa
toko lain. Kalau pedagang itu jujur, berarti harga yang ditawarkan sudah mendekati harga
pokok. Dia berusaha untuk melepas barang itu secepatnya. Selamat menawar.*Judul buku : Seni Menaklukkan Penjual dengan Negosiasi
Pengarang : IstijantoTebal : 206 halaman, Edisi : Maret 2007
Sumber:
Diambil dari berbagai situs cuma dah lupa link-nya...:)
Lupa Password Dokumen Word/Excel..? ini ada software-nya
Lumayan membantu...meski agak lama proses kerjanya, bisa di pause dulu.
silahkan klik tautan ini tuk download :
http://www.ziddu.com/download/6018806/Passware_kit_enterprise_9.0_Full_serial.zi.html
Mengenal Sejarah Tari Cokek Dari Tangerang , Banten.
Jika awalnya, tari Cokek hanya dimainkan oleh tiga orang penari wanita. Kini, pertunjukan Cokek seringkali dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan beberapa orang lelaki sebagai pemain musik. Setiap kali pertunjukan, penampilan penari Cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang dikenakan para penari Cokek relatif berkilau ketika terkena sinar lampu, seperti hijau, merah, kuning, serta ungu. Yang tak pernah ketinggalan dari penari Cokek yakni sehelai selendang.
Di daerah Tangerang, tari Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukan hiburan saat warga Cina Benteng menyelenggarakan pesta pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga Tionghoa keturunan yang tinggal di daerah Tangerang. Seringkali, tarian ini juga dimainkan sebagai tari penyambutan bagi tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.
Lantunan musik Gambang Kromong dan gerakan penari yang terlihat gemah gemulai menjadi ciri khas dari pertunjukan tari Cokek. Di tengah pertunjukan, penari Cokek biasanya turun ke barisan penonton untuk memilih siapa yang akan diajak untuk menari bersama. Setiap kali tari Cokek dimainkan, tidak semua penari dapat menari bersama penari Cokek.
Sumber :
http://id.voi.co.id/fitur/voi-pesona-indonesia/2802-mengenal-sejarah-tari-cokek-dari-tangerang-banten.html
Kelenteng Boen Tek Bio – Tangerang
Rombongan Halung ini membawa tujuh kepala keluarga dan diantaranya terdapat sembilan orang gadis dan anak-anak kecil. Mereka kemudian menghadap Sanghyang Anggalarang untuk minta pertolongan. karena gadis-gadis yang ikut dalam rombongan itu cantik-cantik, para pegawai Anggalarang jatuh cinta dan akhirnya kesembilan gadis itu dipersuntingnya. Sebagai kompensasinya, rombongan Halung diberi sebidang tanah pantai utara Jawa di sebelah timur sungai Cisadane, yang sekarang disebut Kampung Teluk Naga.
Gelombang kedua kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang diperkirakan terjadi setelah peristiwa pembantaian orang Tionghoa di Batavia tahun 1740. VOC yang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut mengirimkan orang-orang Tionghoa ke daerah Tangerang untuk bertani. Belanda mendirikan pemukiman bagi orang Tionghoa berupa pondok-pondok yang sampai sekarang masih dikenal dengan nama: Pondok Cabe, Pondok Jagung, Pondok Aren dsb. Disekitar Tegal Pasir (Kali Pasir) Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan. Perkampungan ini kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan dan telah menjadi bagian dari Kota Tangerang. Daerah ini terletak di sebelah timur sungai Cisadane, daerah Pasar Lama sekarang.
Berdirinya Kelenteng Boen Tek Bio diperkirakan sekitar tahun 1750. Para penghuni perkampungan Petak Sembilan secara gotong-royong mengumpulkan dana untuk mendirikan sebuah kelenteng yang diberi nama Boen Tek Bio. (Boen=Sastra Tek=Kebajikan Bio=Tempat Ibadah). Bio yang pertama berdiri diperkirakan masih sederhana sekali yaitu berupa tiang bambu dan beratap rumbia. Awal abad ke-19 setelah perdagangan di Tangerang meningkat, dan umat Boen Tek Bio semakin banyak, kelenteng ini lalu mengalami perubahan bentuk seperti yang bisa dilihat sekarang.
Sebagai tuan rumah kelenteng ini adalah Dewi Kwan Im. Selain Dewi Kwan Im di sebelah kiri dan kanan kelenteng ini juga dibangun tempat untuk Dewa-Dewa lain.
Berbeda dengan kebanyakan kelenteng yang ada di Indonesia maupun yang ada di negri Tiongkok, Kelenteng Boen Tek Bio mempunyai satu tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun yaitu apa yang dikenal dengan nama Gotong Toapekong. Setiap 12 tahun sekali yaitu saat tahun Naga menurut kalendar Tionghoa, didalam Kota Tangerang berlangsung arak-arakan joli Ka Lam Ya, Kwan Tek Kun dan terakhir Joli Ema Kwan Im. Pesta tahun Naga ini dimeriahkan oleh pertunjukan Barongsai dan Wayang Potehi yang berhasi menyedot ribuan pengunjung.
Disamping acara gotong Toapekong, sejak tahun 1911 para umat Boen Tek Bio menyelenggarakan pesta Petjun yang diadakan di Kali Cisadane, yaitu perlombaan balap perahu naga. Perlombaan ini berlangsung sekitar bulan Mei-Juni saat musim kemarau dimana air sungai jernih dan tenang. Setelah peristiwa G-30 S/PKI, acara Petjun dilarang pemerintah.
Oleh: Robby Sidharta – April 2001
Sumber :
http://kelenteng.com/kelenteng-boen-tek-bio-tangerang/
Di Tangerang, Kaiin Membasmi Cuke dan Kompenian
dijual komponennya. Bangunan tua di Karawaci ini terletak di atas tanah sekitar 2 hektar.
10 Tips untuk Meningkatkan Daya Pikir Anda
1. Sesekali, lawan kegiatan rutin Anda
Cobalah menyikat gigi dengan tangan kiri Anda (jika Anda bukan seorang kidal), joging mundur, dan mengejar hal lain yang memaksa Anda untuk menyimpang dari pola harian Anda. "Dengan demikian, Anda akan merangsang bagian baru dari otak Anda, mendorong untuk membuat koneksi baru," kata Dr Amen, konsultan kesehatan majalah dan situs internasional Men's Health.
2. Sirami pikiran Anda
Otak Anda adalah 80 persen air, dan jika tidak terhidrasi, neuron Anda tidak dapat melakukan dengan baik. Minum delapan gelas enam-ons air sehari dan menghindari alkohol yang berlebihan dan kafein.
3. Istirahatkan mata tujuh jam sehari
"Science menunjukkan bahwa orang yang tidur selama tujuh jam menunjukkan aktivitas otak secara signifikan lebih banyak daripada mereka yang tidak," kata Dr Amen. Kurang tidur menghambat belajar, konsentrasi, dan memori.
4. Buat "mendengkur" otak Anda
Tarik napas perlahan, sehingga perut Anda (bukan dada) naik, dan kemudian ucapkan satu kata yang Anda menghembuskan napas. Ulangi selama 10 menit.Cara ini diyakini membuat otak lebih tenang.
5. Batasi waktu menonton TV
Pria yang menonton TV selama lebih dari dua jam sehari memiliki risiko lebih tinggi terkena Alzheimer dibanding mereka yang menonton sedikit.
6. Menarilah
"Beberapa kegiatan merangsang berbagai sistem otak, tapi tak sehebat menari," kata Dr Amen. Menari membutuhkan segala sesuatu dari koordinasi dan organisasi otak untuk perencanaan dan penilaian.
7. Membaca
"Membaca adalah baik untuk otak Anda hanya jika melibatkan aktivitas menyimpan dan mengambil informasi," kata Dr Amen. Itu sebabnya kelompok membaca sangat bermanfaat. "Dan aspek sosial dari kelompok buku menambah satu lagi dinamis fungsi kognitif."
8. Lawan rasa sakit dengan cara cerdas
Pria yang mengambil obat penghilang rasa sakit berbahan dasar ibuprofen adalah 44 persen lebih rendah untuk mengembangkan Alzheimer daripada mereka yang tidak, menurut sebuah studi baru-baru ini. Juga berhati-hatilah dengan acetaminophen, kata Dr Amen. "Ini mengganggu fungsi hati, mengurangi produksi tubuh dari antioksidan glutathione, yang penting untuk fungsi otak."
9. Bunuh pikiran negatif
"Pikiran negatif bertanggung jawab untuk kegelisahan," kata Dr Amen. Mereka juga meningkatkan produksi hormon stres, yang membunuh sel-sel otak. Setiap kali pikiran negatif memasuki pikiran Anda, tuliskanlah dan menyusun rencana untuk memperbaikinya.
10. Bercintalah
Pria yang bercinta setidaknya dua kali seminggu adalah 50 persen lebih rendah untuk mengalami serangan jantung daripada mereka yang berhubungan seks lebih jarang, kata para ilmuwan. Hal ini penting karena semakin banyak bukti mendukung fakta sederhana: Apa yang baik untuk jantung, baik pula untuk otak. "Seks juga melepaskan zat kimia 'merasa-baik' yang melawan stres," kata Dr Amen.
Sumber:
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/tips-sehat/10/10/01/137593-ini-lo-pak-10-tips-untuk-meningkatkan-daya-pikir-anda
ORANG-ORANG BUTA DAN GAJAH
Di seberang Ghor ada sebuah kota. Semua penduduknya buta.
Seorang raja dengan pengikutnya lewat dekat kota itu; ia
membawa tentara dan memasang tenda di gurun. Ia mempunyai
seekor gajah perkasa, yang dipergunakannya untuk berperang
dan menimbulkan ketakjuban rakyat.
Penduduk kota itu ingin sekali melihat gajah tersebut, dan
beberapa di antara orang-orang buta itupun berlari-lari
bagaikan badut-badut tolol berusaha mendekatinya.
Karena sama sekali tidak mengetahui bentuk dan ujud gajah,
merekapun meraba-raba sekenanya, mencoba membayangkan gajah
dengan menyentuh bagian tubuhnya.
Masing-masing berpikir telah mengetahui sesuatu, sebab telah
menyentuh bagian tubuh tertentu.
Ketika mereka kembali ke tengah-tengah kaumnya, orang-orang
pun berkerumun di sekeliling mereka. Orang-orang itu keliru
mencari tahu tentang kebenaran dari rekan-rekannya sendiri
yang sebenarnya telah tersesat.
Kerumunan orang itu bertanya tentang bentuk dan ujud gajah:
dan mendengarkan segala yang diberitahukan kepada mereka.
Orang yang tangannya menyentuh telinga gajah ditanya tentang
bentuk gajah. Jawabnya, "Gajah itu lebar, kasar, besar, dan
luas, seperti babut."
Dan orang yang meraba belalainya berkata, "Saya tahu keadaan
sebenarnya. Gajah itu bagai pipa lurus dan kosong, dahsyat
dan suka menghancurkan."
Orang yang menyentuh kakinya berkata, "Gajah itu perkasa
kokoh, bagaikan tiang."
Masing-masing telah meraba satu bagian saja. Masing-masing
telah keliru menangkapnya. Tidak ada pikiran yang mengetahui
segala: pengetahuan bukanlah sahabat Si Buta. Semuanya
membayangkan sesuatu, yang sama sekali keliru.
Makhluk tidak mengetahui perihal ketuhanan. Tak ada Jalan
dalam pengetahuan ini yang bisa ditempuh dengan kemampuan
biasa.
Catatan
Kisah ini terkenal dalam versi Rumi "Gajah dalam Rumah
Gelap," yang dimuat dalam Matsnawi. Guru Rumi, hakim Sanai,
menyodorkan versi ini dalam buku pertama yang dianggap
klasik di kalangan Sufi, Taman Kebenaran yang Berpagar. Ia
meninggal tahun 1150.
Kedua kisah itu merupakan penyampaian cara pemikiran yang
sama, yang menurut tradisi, telah dipergunakan oleh
guru-guru Sufi selama berabad-abad.
------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
Game Jadul - Golden Axe -
Kiat Memilih Daging Halal
* Ciri-ciri daging sapi yang dicampur babi hutan di antaranya, daging berwarna lebih pucat, tekstur seratnya lebih halus, lemaknya lebih tebal, dan aroma daging lebih amis. Lain lagi dengan daging sapi gelonggongan yang sapinya dicekoki air berlebihan agar volume daging terlihat besar. Ciri dagingnya lembek, daya tahannya kurang, dan berwarna merah pucat. Biasanya tidak dijual digantung, tetapi diwadahi di dalam baskom, karena air dari daging gelonggong yang digantung akan menetes dan akan mengurangi berat daging. Saat dimasak, daging gelonggong akan menyusut hingga 50 persen karena banyak airnya.
* Untuk daging ayam, pilih daging ayam yang dihasilkan oleh rumah potong yang telah mendapatkan sertifikat halal. Bisa saja,konsumen bersikap lebih kritis dengan bertanya kepada penjual daging ayam dari mana daging ayamnya, siapa yang menyembelihnya, dan bagaimana penyembelihannya.
* Pengecekan fisik pada daging pun, sebaiknya tak bosan dilakukan sebelum memutuskan membeli. Jika ada bercak bercak darah merah kecokelatan yang terkumpul di beberapa bagian daging ayam, sebaiknya tak usah memaksa membeli meski harganya jauh lebih murah.
* Untuk gading impor beku, caranya lebih gampang: perkisa label halalnya.
* Beberapa tahun lalu LPPOM menemukan hati impor di wilayah Bogor yang masuk secara ilegal. Hati itu berasal dari negara yang tidak melakukan penyembelihan secara halal dan tidak termasuk negara yang mendapat izin memasukkan daging ke Indonesia. Produk hati impor tersebut harganya lebih murah dari hati lokal, tapi dari segi fisik tampak tak ada kejanggalan.
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/info-halal/11/01/10/157704-ini-lo-kiat-memilih-daging-halal
12 Langkah Menciptakan Kain Batik
1. Nyungging, yaitu membuat pola atau motif batik pada kertas. Tidak semua orang bisa membuat motif batik, sehingga pola ini dibuat oleh spesialis pola.
2. Njaplak, memindahkan pola dari kertas ke kain.
3. Nglowong, melekatkan malam di kain dengan canting sesuai pola. Pada tahap ini, motif batik akan mulai tampak.
4. Ngiseni, memberikan motif isen-isen (isian) atau variasi pada ornamen utama yang sudah dilengreng atau dilekatkan dengan malam menggunakan canting.
5. Nyolet, mewarnai bagian-bagian tertentu dengan kuas. Misalnya, gambar bunga atau burung yang muncul di sana-sini.
6. Mopok, menutup bagian yang dicolet dengan malam. Tahap ini diiringi dengan nembok, atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
7. Ngelir, melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh.
8. Nglorod, proses pertama meluruhkan malam dengan merendam kain di dalam air mendidih.
9. Ngrentesi, memberikan cecek atau titik pada klowongan (garis-garis gambar pada ornamen utama). Untuk menghasilkan cecekan yang halus, digunakan canting dengan jarum yang tipis.
10. Nyumri, menutup kembali bagian tertentu dengan malam.
11. Nyoja, mencelupkan kain dengan warna coklat, atau sogan. Batik sogan adalah batik yang berwarna dasar coklat, seperti batik yogya atau batik solo.
12. Nglorod, proses peluruhan malam kembali dengan cara merendam kain di dalam air mendidih.
sumber :
http://female.kompas.com/read/xml/2011/01/14/16294448/12.Langkah.Menciptakan.Kain.Batik-12
Pantun en pantun
Ada peti tidak berkunci
Bahana cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci
Ada pijat tuan buangkan
Ada inti pulut direndam
Ada hajat tidak diucapkan
Ada hati kenapa dipendam?
Air pasang titi ditempuh
Buah bidara hanyut terapung
Janji usang cintamu rapuh
Hati terdera jiwa terapung
Air penawar di dalam kendi
Minum bergilir sebiji cawan
Gerak laku pancaran budi
Baik pekerti hati tertawan
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau
Anak bangsawan menjahit tabir
Sulam di tepi siku keluang
Benci tuan Cuma di bibir
Dalam hati membara sayang
Anak muda memakai pending
Dara sunti berbaju merah
Bagai duri dalam daging
Runsing hati jiwaku resah
Anak wayang hidup dijulang
Cantik pintar layaknya ratu
Adik sayang abang nak pulang
Tunang dihantar hingga ke pintu
Aneka warna awan di langit
Alam indah bak lukisan
Harapkan cinta si genit
Isteri di rumah dilupakan
Angin baik sauh dibongkar
Kapal layer di dalam hujan
Adik cantik cinta bersakar
Manis dibayar dengan pujian
Angin menderu pokok bergoyang
Ribut taufan hujan berderai
Bulan madu mengusap sayang
Bulan depan diajak bercerai?
Angin menderu ribut mengganas
Daun tua gugur melayang
Bara cemburu terasa panas
Cinta tersungkur tertolak sayang
Angin sejuk menggigit tulang
Baju tebal cepat dicari
Cerai dirujuk kasih berulang
Cinta sejati Cuma sekali?
Asam paya si asam pauh
Limau abung beli sekati
Tuan bahagia di benua jauh
Saya di kampung ternanti-nanti
Asyik membaca hikayat lama
Tajuk cerita si Awanga Kenit
Hilang rupa tanpa nama
Orang bercinta dalam internet
Awak-awak mengumbut sauh
Nakhoda pantas mengenal angin
Bukan berlawak bercakap sungguh
Hati berbekas cintamu dingin
Ayam ditambat pisau diasah
Rempah-ratus sudah sedia
Hujan lebat bumi tak basah
Perang batin hati nan lara
Ayam menanti telur tak menetas
Sudah menetas riuh sekampung
Cantik janji Cuma di kertas
Cinta tuan bak cek kosong
Bagai diandam daun di dahan
Ditiup angin bunyi berdesir
Rindu dendam tidak tertahan
Nasi dingin terasa pasir!
Bahang kemarau bumi nan kering
Renjis gerimis tanah tak basah
Orang tak hirau kasih terasing
Hati mengemis jiwa nan resah
Baju bersulam sutera dewangga
Puteri rupawan sedang diarak
Tengah malam tidur terjaga
Seperti tuan datang menggerak
Bakar gaharu dalam istana
Harumnya sampai keluar kota
Kalau tahu bulan gerhana
Kucari sumbu kupasang pelita
Bangkit santan dimakan rapuh
Banyak bijan kurang gula
Terbakar tangan nampak melepuh
Terbakar kalbu dendam menyala
Banjir kilat air diharung
Jambatan senget tetap ke seberang
Manis tersenyum melindung murung
Ikatan kasih sudahlah renggang
Baru berita musuh menyerang
Sudah buat kubu yang tinggi
Baru bercinta rindu bersarang
Bagai tali bersimpul mati
Baru diketam setangkai padi
Padi hampa dimakan serangga
Sejarah hitam cinta abadi
Malang suami main kayu tiga
Baru setangkai padi ditunai
Sudah menuai pergi menjala
Panas bagai kering disalai
Panas lagi hati disula
Basah bumi banjir melanda
Air di paya itik tak sudu
Sayangkan suami biar berpada
Sebaik saya takut bermadu
Basah kuyup berdiang ke api
Kering juga kain dan baju
Bayu bertiup menyentuh pipi
Kasih menyapa membawa rindu
Batang pinang titinya licin
Duduk menjela di seberang sana
Putus tuning dipulang cincin
Putus cinta jiwa merana
Batang ubi dikerat-kerat
Tanah dirata tanam benihnya
Tuan di Timur saya di Barat
Keramat cinta bertemu jodohnya
Bawa bekal nasi sekepal
Pergi menebang si pokok sena
Cari capal boleh ditampal
Carik hati jiwa merana
Bayang-bayang jatuh ke tasik
Menara Petronas menyapu awan
Gadis rupawan tunggu dirisik
Cinta bertunas hati tertawan
Beli almari tidak berlaci
Alamari lama jangan dialih
Perit mencari sesuap nasi
Perit lagi mencari kekasih
Belum tahu pedasnya lada
Belum rasa pahitnya jadam
Belum mahu digelar janda
Belum mesra cintamu padam
Belum tua sudah bersabut
Delima muda gugur merekah
Jatuh hati kasih bersambut
Habis sekolah kita bernikah
Beranak awan hujan tiada
Air bersih dalam kendi
Hati rawan sebak di dada
Putus kasih tuning tak jadi
Beras dikosek membuang hapak
Sediakan tungku pasangkan api
Usik mengusik bersulam lawak
Jangan adik tersentuh hati
Beras secawan serai sebatang
Bedak sejuk si bunga raya
Datang tuan memang diundang
Sila duduk dekatlah saya
Beras sudah penuh di kepuk
Pulut berpeti jagung berguni
Bepisah jauh cinta tak lapuk
Bersih hati jiwa nan murni
Berbaju renda si dara sunti
Jalan bertiga pergi ke bandar
Asal ada hasrat di hati
Di mulut naga dapat disambar
Berbaris kerusi di tepi jalan
Habis pesta diangkat semula
Makan nasi tidak tertelan
Bara cinta tidak menyala
Berkilau kaca disanjung
Emas beratnya sebungkal
Berdebar mata bertembung
Sehati mesranya kekal
Berminyak biarlah licin
Berdakwat sampai hitam
Bertunang terserlah cincin
Bersuami dahi berandam
Berpisah terasa hilang
Bercerai bagaikan mati
Ingatan tidak berselang
Beratnya rindu di hati
Berseri muka dahi diandam
Rantai seutas intan gemala
Hilang sengketa terpadam dendam
Kasih putus bersambung semula
Bertanak kayu yang basah
Api mati nasi benyai
Berkasih rindu nan resah
Surat cinta dibaca lunyai
Berulam daun selasih
Pokoknya tumbun melata
Rimbun sepohon kasih
Akarnya sekukuh cinta
Biar berat lebih sesaga
Lebih sesaga jadi sedekah
Biar berat cinta diduga
Jiwa raga pantang mengalah
Biji lada ditabur-tabur
Hari ketiga tumbuh merecup
Benih kasih sudah berkubur
Bunga cinta layu kuncup
Bingka lembut sudah terhidang
Kopi dihirup duduk sebentar
Sayang rumput melata di padang
Menunggu redup takdir seputar
Bingka setalam halwa setelap
Dayang menjamu hulubalang terbilang
Tidur malam haram tak lelap
Janji berpadu cinta terhalang
Bintang berjuta bulan tiada
Pungguk menanti di pohon ara
Peluru cinta menusuk dada
Berkecai hati membawa duka
Biru nilam batu permata
Hadiah dari si anak teruna
Bahagia dalam penjara cinta
Tembok tinggi bagai istana
Boleh ditajak jangan ditebang
Rumput semalu di celah lalang
Hendak diajak tidak bertambung
Sabar menunggu abangmu pulang
Buah berangan dimakan musang
Buah pisang dimakan kera
Buah tangan baju sepasang
Buah hati manisnya cinta
Buah ceri lebat di ranting
Petik secawan buat santapan
Harum berisi bunga disunting
Dara rupawan jejakanya tampan
Buah keranji di dalam dulang
Buah duku hidangan sarapan
Setia janji tidak dihalang
Bagai paku lekat di papan
Buah keranji habis dikutip
Isinya kecil rasanya manis
Bintang hati tidak mengerdip
Embun kasih tidak menitis
Buah mengkudu buah cempedak
Habis diranggah gugur ditadah
Tuan ditunggu setianya tidak
Bertemu endah tak endah
Buah nanas tidak bersabut
Isinya manis bukan kepalang
Cinta bertunas sudah dicabut
Batas kasih dirundung malang
Buah nipah dibuat inti
Masak inti pulut seloyang
Simpati tumpah ke tasik hati
Sejuk hati menakung sayang
Bubur secawan terasa manis
Pelata digulai bersama pisang
Ingatkan tuan lalu menangis
Cinta terkulai layu gersang
Buka pencak si bunga silat
Riuh gendang melawan rebana
Manis kacak bertahi lalat
Sekali pandang terus terpesona
Bukan hantu duduk bertapa
Bukan mambang duduk di pintu
Buang satu lain menyapa
Banyaknya kumbang menunggu
Bulan terang lagi bersuluh
Berlatih kompang riuhnya kampung
Dulu seorang merintih mengeluh
Kini riang kasih bersambung
Bulan terbit terang sebelah
Awan mengasak hujan bertabur
Hilang sabit patah galah
Bunga cinta menunggu gugur
Bulu lorek si ayan kampung
Duduk mengerang dalam kekabu
Sulit menarik rambut di tepung
Sulit lagi memikat hatimu
Buluh dikerat dibuat bingkai
Kertas digunting corak kerawang
Adik ibarat bunga setangkai
Cantik disunting layu dibuang
Bumbung tak bocor
Lantai tak patah
Dihempas tak hancur
Cintamu nan indah
Bumi dilanda taufan
Gugur bunga di laman
Setianya dicabar godaan
Cintanya diuji zaman
Bumi merintih terbakar parah
Panas dibedung si angin mati
Kemarau kasih bagai Saharah
Langit mendung hujan dinanti
Bunga cempaka kembang seuntai
Bunga kenanga petik setangkai
Asal mula gadis diintai
Kini berdua kasih dirantai
Bunga labu coraknya songket
Biru bergenta pandang tak jemu
Teguh berkubu cinta berbukit
Api sengketa menjadi debu
Bunga kemboja putih bersih
Bunga teratai di tasik tenang
Cuba-cuba menabur kasih
Cinta dirantai lalu dipinang
Bunga melati gugur petang
Putih bersih bak lalang melata
Padang hati luas terbentang
Pohon kasih berbunga cinta
Bunga malati hanyut terapung
Laju rakit dari hulu
Tangis hati terdengar bergaung
Melangkau bukit dan gunung rindu
Bunga melati jauh di pulau
Sejak di rimbu sehening pagi
Buah hati rindu dijelau
Adat timba mencari perigi
Bunga selasih petai semata
Ambil isi kulit dibuang
Benih kasih di lahar cinta
Tumbuh subur di ladang sayang
Bunga teratai kembang sejambak
Dipetik orang buat jualan
Setia pantai kerana ombak
Setia pungguk memuja bulan
Bunyi trompet raja dinobat
Tuan puteri dalam istana
Sakit di kulit disapu ubat
Sakit hati jiwa merana
Buruk perahu buruk pangkalan
Berkerat rotan berpatah arang
Kisah lalu hati terkilan
Calon pilihan diambil orang
Burung jelatik bertemu undan
Di dalam hutan riuh kicaunya
Sama cantik sama pandan
Sudah suratan bertemu jodohnya
Burung sekawan mencari sarang
Rama-rama di daun sepulih
Baik tuan suami orang
Saya Cuma menumpang kasih
Buta-buta disangka mempelam
Manis mempelam masam kedondong
Penat mata bersengkang malam
Kisah silam payah dibendung
Cantik tangga seni terukir
Cantik senja si awan larat
Sumpah setia janji tak mungkir
Jauh di mata kasih nan erat
Cantiknya pantai disapa ombak
Nelayan tua menarik pukat
Cantiknya mempelai dikompang diarak
Hari bahagia kasih diikat
Cempaka setangkai ros sejambak
Diracik-racik si bunga rampai
Kasihku bagai setianya ombak
Siang dan malam mengulit pantai
Cincin permata gelang seurat
Berikan sulam merah kesumba
Keramat cinta rindu memberat
Menunggu bulan jatuh ke riba
Condong pokok kelapa ditebang
Tempat belatuk membuat sarang
Padi hampa bak debu terbang
Janji kosong kubiar usang
Daging rusa dilayat-layat
Dicampur susu lemak gulainya
Janji setia ke akhir hayat
Anak cucu saksi buktinya
Dahan layu tunggu berpucuk
Pokok pandan di tepi perigi
Sudah dirayu sudah dipujuk
Nasib badan orang tak sudi
Dapat berlian dibuang kaca
Permata juga dibeli orang
Dulu dilayan kini dicerna
Kerana harta cinta terhalang
Dapat ikan sedepa
Komeng kelapa setandan
Malang bukan ditempa
Cinta buta sempadan
Dapat pelita bertenun kain
Dapat benang jarum diasah
Bertentang mata hati ke lain
Bak berenang badan tak basah
Dapat sejambak paku pakis
Bunga melati disusun digubah
Dipukul ombak pantai terhakis
Pantai hati tidak berubah
Dapat tenggiri penuh sebakul
Dapat pelata sudah bersiang
Dapat isteri kenapa dipukul
Kemarau cinta berkubur sayang
Dapat udang sebesar lengan
Koyak jaring dilanggar todak
Putus tunang jangan kempunan
Usahkan rugi luak pun tidak
Dara sunti manis bercelak
Pergi mengaji ilmu ditimba
Parah hati cinta ditolak
Madu diminum terasa tuba
Dara sunti si ikal mayang
Berkain labuh tidak berbedak
Kalau hati sudah sayang
Air yang keruh hilang keladak!
Datang badai disambut taufan
Pokok beringin patah tumbang
Saya bagai si habuk papan
Datang angin melayang terbang
Datang mempelai digesek biola
Merdu serunai diselang rebana
Rambut terurai disanggul semula
Kasih terurai cinta dibina
Datang musang memakan bacang
Mati ditembak di pokok ciku
Batang pisang boleh dicincang
Cintaku bak isi dengan kuku
Datang ribut sekencang angin
Pokok pinang menyembah bumi
Datang menyebut hati teringin
Masuk meminang tanda rasmi
Datuk paduka pergi memburu
Sekali tempur peluru bertabur
Dahan cinta bertunas baru
Pohon kasih semakin subur
Daun birah dibuat tudung
Renjis-renjis hujan gerimis
Hati marah cuba dibendung
Senyum manis menahan tangis
Daun kemangi petik setangkai
Santapan raja ulam pegaga
Habis wangi sabun dipakai
Daki cinta tak hilang juga
Daun kering gugur melayang
Bumi kontang menanti embun
Rindu siang makan seorang
Rindu malam dicari telefon
Di kuala keruh di hulu tenang
Senang berkayu pergi ke surau
Yang jauh terkenang-terkenang
Yang dekat tidak dihirau
Diampai sama kering
Direndam sama basah
Digoreng sama garing
Berpisah sama gelisah
Digenggam takut mati
Dilepas takut terbang
Aduhai, rusuhnya hati!
Nanar rindukan abang
Dihembus bayu hujan tak lebat
Karam perahu di tengah lautan
Dipujuk rayu hati terlambat
Kasih berpadu paut-pautan
Dingin angin membalut malam
Jernih embun di hujung daun
Kasihmu dingin sukar diselam
Cinta sekebun wangi bertahun
Ditolak arus sampah ke tepi
Dipukul badai kapal tak karam
Jujur lurus masih dikeji
Bagai gulai terlebih garam
Doa selamat hajat dipinta
Malam Jumaat di rumah bonda
Manis nikmat buah cinta
Pahit jadam serasa gula!
Dodol dikacau santannya sejat
Gula setelap ditambah lagi
Jauh dijelau kasih nan erat
Tidurnya lelap sampai ke pagi
Dondang sayang dengar tak jemu
Pantun disebut mengenang untung
Tegak tiang tegap kasihmu
Dilanda ribut akulah penyokong
Dondang sayang lagu bergema
Ada gaya bergelar biduan
Kelibat baying terasa bersama
Nanar saya rindukan tuan
Dondang sayang pantun dibeli
Orang berjoget depan istana
Patah tiang boleh diganti
Patah hati jiwa merana
Duduk bersila makan ketupat
Beras baru menjamu tetamu
Sakit kepala dicari ubat
Sakit rindu ingin bertemu
Dulu sepasu kini berladang
Orkid diikat jual ke Jepun
Dulu membisu Cuma memandang
Kini sepakat bak serai serumpun
Emas semayam gelang di tangan
Dibawa mandi haram tak luntur
Siang menganyam angan-angan
Adat mimpi permainan tidur
Emas tempawan mahkota paduka
Mahakota ditempa bertatah berlian
Lemas tuan ditimbus duka
Lemas saya dilambung pujian
Embun malam belum kering
Sudah mencurah hujan pagi
Duka silam baru meranting
Jiwa nan parah didera lagi
Empat puluh empat hasta
Kain cindai halus terbilang
Hancur luluh dimakan cinta
Hati tergodai kasih terhalang
Emak dangai makan berkuah
Manis serikaya sapu ke roti
Anak sungai sedangkan berubah
Saya tak mampu menjeruk hati
Enak laris semua juadah
Air segeluk dibiar sejuk
Cuma sebaris kata bermadah
Hati sejuk terkena pujuk
Gali keledek dibuang daun
Empuk direbus lemak dibakar
Menunggu adik bertahun-tahun
Bagai halwa naik sakar
Gambir secubit kapur secalit
Lemak pedas si daun sirih
Budi sedikit rindu diulit
Jadi pengikat tali kasih
Gebu lembut kuih serabai
Serabai dimakan bersama gula
Kerana harta direbut kasih terabai
Emas berbungkal hidup tersula
Gelang emas simpan di peti
Simpan sama keris purba
Resah cemas saya menanti
Tuan di sana tak kunjung tiba
Gigi diasah rambut diandam
Jari dara merah berinai
Cinta basah rindu berendam
Kasih mesra janji ditunai
Gugur daun melayang di perdu
Patah ranting dahan berpaut
Biar beracun semangkuk madu
Belum ajal berpantang maut
Gula hilang manis
Nangka tidak bergetah
Senyum menelan tangis
Hatiku luka parah
Gunung Ledang menyapu awan
Hijau rumput menutup bumi
Sekali pandang hati tertawan
Cinta bersambut segar bersemi
Habis menebang singgah di dangau
Duduk berehat makan bingka
Rajuk abang bak terbang bangau
Lambat bangat pulang juga
Halus batik dari Banjar
Boleh dikepal senang dibawa
Sama cantik sama terpelajar
Bagai epal dibelah dua
Hangat tak berapi
Sejuk tak berair
Kasih tak bertepi
Sayang tak berakhir
Harum bau bunga cempaka
Kembang melati di tepi telaga
Bergesel bahu bertembung muka
Malangnya hati bercabang tiga
Harum semerbak kenanga seuntai
Segar sejambak bunga kertas
Cintamu bak jejak di pandai
Disapu ombak tidak berbekas
Hati rawan gundah gulana
Ranting reput berpaut dahan
Senyuman tuan membawa makna
Bagai pelaut melihat daratan
Hebatnya unta bukit didaki
Bawa seperti kayu sugi
Hebatnya cinta seorang lelaki
Isteri mati tak kahwin lagi!
Hendak cawan diberi cawan
Secawan kopi sepotong roti
Kasih tuan jauh di awan
Saya di bumi jenuh menanti
Hendak dibawa perahuku hanyut
Ramai penumpang duduk menanti
Bagai senyawa nadi berdenyut
Kasih sejati sampai ke mati
Hidung seludang si intan baiduri
Tuan puteri cantiknya rupa
Mula terpandang terdetak di hati
Calon isteri sudah berjumpa
Hujan dulu penuh tempayan
Kain dibasuh baru diampai
Cintai layu ditelan kesepian
Hati rusuh kasih tak sampai
Hujan lebat haram tak reda
Bumi basah hapus kemarau
Sudah dapat kekasih muda
Isteri di rumah tidak dihirau
Hujan menderu rembas di lembah
Pokok mengkudu habislah rebah
Demam seminggu sudahlah kebah
Demam rindu kasih bertambah
Hujan petang angin menderu
Pokok sena dipukul taufan
Leka menatang cinta nan baru
Kasih lama rasa terbeban
Hitam kulit isinya putih
Buah manggis memang manis
Biar sulit jiwa merintih
Muka bengis hati menangis
Hitam langit ditampal awan
Berat awan menakung air
Dara dikenyit jejaka bangsawan
Hati tertawan ego pun cair
Hujan lebat jalan berlumpur
Jalan meniti di batang kelapa
Hati tersumbat rindu menggelupur
Derita menanti saat berjumpa
Ikan puyu dalam tempayan
Gulai toman si bunga kantan
Cinta layu ditelan kesepian
Tinggal kenangan dan ingatan
Ikan todak disangka sembilang
Umpan disambar si ikan toman
Cinta tertolak hati nan walang
Tenang sabar orang beriman
Intan mestika emas tempawan
Cincin di jari berliannya lebat
Tangkai derita meruntun rawan
Buah hati dikebas sahabat
Isi beras dalam kelongsong
Rebus ketupat menjelang senja
Mata bebas hati terpasung
Hilang tempat hendak bermanja
Istana besar hulubalang terbilang
Singgahsana mahligai ratu
Adik hantar abang nak pulang
Hantar Cuma hingga ke pintu
Istana ternama puteri kayangan
Hulubalang menunggu keliling pagar
Luka lama di lubuk kenangan
Kasih baru bercambah segar
Jalan bertiti mencari kepah
Penuh bakul jaja di kedai
Hancur hati bagai dilapah
Wajah sugul jiwa tergadai
Jambu jeruk di dalam telap
Rasa teringin minta sebutir
Biar buruk kulitnya gelap
Hati berkenan walaupun fakir
Jauh merantau surat dilayang
Ibu menunggu di kampung halaman
Hati terpukau pujukan sayang
Hangatnya rindu ke hujung zaman
Jemur jerami sampai kecut
Sudah kering dibuat tikar
Sabar suami bukan pengecut
Perit kerongkong hendak bertengkar
Jengking kala dapat dijerat
Bisa diketip sampai berdarah
Koyak jala boleh disirat
Robek hati jiwa nan parah
Jinak kucing pandai bermanja
Anjing disayang menurut kata
Pujuk memancing cantik dipuja
Kasih melayang kerana dusta
Jumpa durian sepangsa
Dapat papan ditarah
Sayang jangan dipaksa
Taat bukan dikerah
Jumpa seruas tebu berulat
Dapat sepangsa durian masam
Suami buas tinggal tak ralat
Sakit didera kasihku kusam
Kain cita baju kebaya
Fesyen baru harga melambung
Gua derita dipancar cahaya
Sinar cinta kasih bersambung
Kain telepuk tidak berkelim
Sudah dipakai Cuma sekali
Bagai pokok di empat musim
Kasih berganti jodoh kembali
Kainnya lebar putih bersih
Cat biru batik dilukis
Hati terdampar di pantai kasih
Ombak rindu cinta terhakis
Kalau ditutuh dahan mengkudu
Buah yang masak melarah gugur
Kalau patuh cinta yang satu
Biar retak jangan hancur
Kalau jemu berulam selasih
Ganti beremi rencahnya bilis
Pagi bertemu petang berkasih
Cinta “mi segera” cepatnya habis
Ke darat jalan tak sempit
Penuh paya rumput melata
Biar dijerat pengalaman pahit
Pantang saya berputih mata
Ke dusun memetik manggis
Buah manggis merah menyala
Bengkak mata dibawa menangis
Hendak berkabung sampai bila?
Kecil pacat benang selembar
Hidup membiak di pokok sagu
Muka pucat hati berdebar
Bimbang tak datang orang ditunggu
Keli di paya payah dijerat
Mudah dikail di air tenang
Pokok budaya bunganya adat
Dirisik dulu baru dipinang
Kicau bubut disambut balam
Burung kenari pandai menari
Mutiara di laut boleh kuselam
Mutiara hati sukar dicari
Kilat menyambar menyilau alam
Guruh berdentum hujan berderai
Hati berdebar sukar diselam
Kasih bercantum kenapa bercerai?
Kecil-kecil udang geragau
Udang diagram buat cencaluk
Bukan ganjil bukan mengigau
Rindu karam bagai si pungguk
Kencang ribut pohon pun rebah
Bumi dingin menadah hujan
Cinta direbut tidak berubah
Bak kain belacu dilenjan
Kening dicelak berandam
Bibir merah berseri
Berkasih elak berdendam
Cinta bercambah murni
Kening perawan hitam bercelak
Besar sanggul ditambah cemara
Walang tuan cinta ditolak
Wajah sugul hati nan duka
Kolam baru itik tak sudu
Telaga bersih selalu ditutup
Angin menderu membawa rindu
Suara kekasih bertambah sayap
Kuat rotan dibuat lekar
Kuat pokok kerana tunjang
Dara pingitan senyum bersakar
Pandai memujuk si anak bujang
Kulit keras berbelang-belang
Udang harimau ternak di kolam
Baik paras bukan kepalang
Cinta kemarau kasih nan suram
Kuning tongkeng merah mawar
Lembut kelabu putih melepak
Disengat jengking ada penawar
Disengit rindu sakit tak nampak
Kurang besar kain dikampuh
Yang lebar dibuat tabir
Kasihmu segar dan ampuh
Setiaku besi bakar tak cair
Kurung Johor songket berkilat
Baju baldu selendang dipakai
Biar hancur biar berulat
Cinta berpadu payah diungkai
Kurang pulut terlebih gula
Wajik keras manis bersakar
Tiada darah hati terluka
Tidak berbekas jiwa tercalar
Langit berawan bayu berdesir
Daun melayang berserakan
Janji tuan bak istana pasir
Mahligai sayang dirobohkan
Layang-layang burung di gua
Air liurnya pelekat sarang
Kasih sayang setia diduga
Keramat cintanya tuan seorang
Lebam kaki digigit pacat
Hutan diredah mencari arah
Patah hati kasih terencat
Kepada Allah saya berserah
Lebat cendawan di kayu meranti
Kembang merata di pagi hari
Adil tuan mencari bukti
Setia bercinta kerana janji
Lebat mengkudu di tepi paya
Ambil kayu jolok buahnya
Kasih berpadu sumpah setia
Nyaman bayu dengan harumnya
Lebat pinang kuning mencelah
Petik sebiji dibelah dua
Sayangkan tunang rindu nan lelah
Cinta diuji janji setia
Lembut bayu menyentuh pipi
Kasar ribut merempuh dahan
Lembut merayu bukan menjampi
Mulut menyebut hati tertawan
Lembut pulut santan sepasu
Pecah telur berbakul-bakul
Manis mulut janjinya palsu
Salam dihulur wajahnya sugul
Lemak-lemak si buah pinang
Lemak lagi pulut berinti
Emak ayah datang meminang
Dapat sudah si buah hati
Lembu sekandung gulai sekawah
Rendang limpa pekatnya santan
Luas ladang tandanya mewah
Baik rupa jadi rebutan
Lentik kening si pisau raut
Hidung terletak selabu bawang
Putih kuning sayang diturut
Cinta tertolak miskinnya wang
Lepas hujan bercambah cendawan
Hasil kampung pisang dan nanas
Makan sepinggan minum secawan
Sama berpayung hujan dan panas
Limau muda dibuat acar
Tumbuk lumat halia sekati
Sekali dua kata terlancar
Jangan disemat di dalam hati
Liuk lentuk si bunga lalang
Tinggi rimbun pohon cemara
Berjarak cintanya hilang
Berpisah rindu membara
Madu tualang jauh di rimba
Pokoknya tinggi dipanjat juga
Isteri malang menangis hiba
Bermadu suami yang bahagia
Main buaian lajulah laju
Tali ditambat di pokok pinang
Cincin berlian sama setuju
Sudah sepakat masuk meminang
Makan capati sedap di warung
Makan sirih sepah ditelan
Puas menanti kasih terkurang
Jiwa merintih hati terkilan
Makan jeruk bersama kerang
Pucuk selasih dibuat ulam
Rupa buruk duit pun kurang
Ditinggal kekasih hidupku suram
Malam sunyi di taman kayangan
Angin menderu nyanyian buana
Cintamu bayi dalam kandungan
Kubawa rindu ke mana-mana
Malam temaram sejuknya belantara
Badan menggigil ditikam dingin
Rindu karam hati nan lara
Bagai kendil dipukul angin
Malangnya gula hilang manis
Untungnya peria hilang pahit
Nafas dihela menahan tangis
Robek jiwa tak dapat dijahit
Malang jentayu rindukan pungguk
Berkampung unggas di hutan jeruju
Puas dirayu jenuh memujuk
Hati nan keras payah setuju
Manis manggis rambutan longkah
Menjamu kawan sampai ke petang
Digelar muflis hendak menikah
Duduklah tuan mambilang bintang
Manis pulut baru diangkat
Lemak inti santannya banyak
Manis mulut hati terpahat
Sejuk hati tidurnya nyenyak
Marak menyala sumbu pelita
Lampu di rumah juga dipasang
Membaca semula surat cinta
Mengimbau kisah nan usang
Masak tertutup tunggu mendidih
Ikan terubuk juga cencaru
Sudah kututup riwayat nan pedih
Kini kubuka hidup yang baru
Masam gulai terlebih cuka
Nasi beringin ulam cemperai
Cintamu bagai rumah kaca
Dirempuh angin jatuh berderai
Mati denak dek racun sumpitan
Anak raja menang berburu
Sayang anak bak jambatan
Bersambung kasih ayah dan ibu
Memang pahit pucuk beluntas
Daun selasih ulam istana
Salah jahit boleh ditetas
Salah pilih jiwa merana
Mencari siput di air surut
Pantai bersih ketam berkumpul
Jauh dijemput dekat diturut
Tali kasih kejap tersimpul
Mengail tenggiri dapatnya selar
Banyak gelama tidak terbilang
Pedih hati bagai dikelar
Parut lama belumlah hilang
Menggelegak budu di tungku
Ulam mengkudu si ikan bakar
Menggelegak rindu menunggu
Tidak berkuku boleh mencakar!
Mengindang bertih sampai ke pagi
Beras segenggam dibuat bubur
Tali kasih tersimpul mati
Makan sepinggan mati sekubur
Menunggu masak padi menguning
Makan rojak dengan kelapa
Cintamu tasik yang hening
Menunggu kocak kasih menyapa
Merdu suara senandung malam
Lagu asli mudah dibawa
Api asmara hujan tak padam
Cinta membara di dalam jiwa
Meredah belantara mencari akar
Akar senduduk sepahit jadam
Marah membara hati terbakar
Terkena pujuk terpadam dendam
Merah mata bagai dipanggang
Tangis sendu ditusuk sembilu
Semangkuk cinta sedulang sayang
Lapar rindu makan tak lalu
Merah sirih kerana gambir
Sirih sekapur pembuka bicara
Senyum lirih madu di bibir
Kasih berkubur cinta pura-pura
Merdu lagu raja dihibur
Lemah gemalai inang menari
Cinta dulu menjadi bubur
Bulu sehelai umpamanya diri
Meredah sendayan kulit tercalar
Ke pantai Mersing pergi berendam
Tergores di kaki nampak calar
Tergores di hati menyimpan dendam
Mudah ditetak mudah dilentur
Buluh licin aneka jenis
Bagai diletak bagai diatur
Cantik cincin di jari manis
Musim luruh daun pun gugur
Daun muda hijau di ranting
Hancur luluh jiwa tersungkur
Bunga dipuja sudah disunting
Naik seri muka didandan
Kain batik puteri dewangga
Pasangan serasi sama padan
Bagai betik dibelah dua
Nama pendeta tertulis di tugu
Baik jasanya tetap dikenang
Putik cinta sabar ditunggu
Inikan pula sudah bertunang
Nasi sekawan menjamu belia
Tikar pandan sudah dibentang
Makan berkuah si air mata
Sedu-sedan sampai ke petang
Nelayan pulang menempuh ombak
Ikan berpeti dalam perahu
Sedu-sedan menahan sebak
Hancur hati siapa yang tahu
Nyaring bubut melawan balam
Garau parau si kakak tua
Hujan ribut mendera alam
Kasihku satu padamu jua
Orang berpesta lembu berlaga
Sorak bertali gegap gempita
Seuntai kata berlian seharga
Sebentuk hati cahaya permata
Pagi disambut si kicau burung
Remang senja menanti malam
Mata berkabut jiwa terkurung
Lautan duka tidak terselam
Pagi menjelang menyirat jaring
Cerah petang mengail ikan
Berkecai tulang dari daging
Kau kusayang kau kunantikan
Pahit bakawali dibuat ubat
Pokok jati jangan ditebang
Patah kaki boleh dibebat
Patah hati lara terbuang
Pakai selendang sutera kelabu
Baju baldu kerongsang di dada
Pulanglah sayang idaman kalbu
Beban rindu belumlah reda
Panas terik tidak berbumbung
Terang cuaca menjemur kain
Putus elektrik boleh disambung
Putus cinta cari yang lain
Pari-pari turun mandi
Indah purnama sedang mengambang
Setulus hati sehalus budi
Kasihku Cuma padamu abang
Parut halus kelapa sebiji
Dapat santan dibuang hampas
Cinta keramat bagai dijanji
Burung disangka boleh terlepas
Pasang pelita raya tak jadi
Bulan ditunggu tidak bersinar
Ada cinta orang tak sudi
Sakit rindu bertukar nanar
Patah dahan ranting diruntun
Putih bersih si bakawali
Jalan berpimpin bukannya rabun
Tanda kasih dua sejoli
Patah pedati lembut dirampas
Kayu ada tidak berapi
Luka di jari dibalut kapas
Luka di hati dibalut sepi
Patah titi hilang perahu
Cawan sebiji pecah berderai
Hancur hati digegar cemburu
Bencikan isteri diajak bercerai
Payah dimamah lalu digigit
Daging liat dipotong-potong
Mas kahwinnya ribuan ringgit
Puas berjimat jenuh menabung!
Pedas rasa lada ditumbuk
Pekat getah nangka dibelah
Memendam rasa hati terjeruk
Bagai antah jatuh ke tanah
Pengantin diarak keliling pekan
Diiring dengan nyanyian biduan
Buah jarak mabuk dimakan
Buah hati rindu-rinduan
Pengantin disambut beras ditabur
Harum segar bunga dibawa
Keramat cinta nak mati sekubur
Sampai ajal berpisah jua
Pengat labu air selasih
Goreng mi ditabur bijan
Sabar Kalbu kemarau kasih
Bagai bumi menanti hujan
Penuh kuala dek air pasang
Berenang-renang ikan sekawan
Bulan muda cinta nan usang
Embun kasih beku di awan
Penuh sedulang buah duku
Merah delima manisnya nangka
Cintamu helang tidak berkuku
Datang Cuma membawa duka
Pergi ke huma tercucuk duri
Duri rumbia sebesar lidi
Biar lama cincin di jari
Janji setia cinta abadi
Pergi ke pantai menebang pandan
Pandan diraut dianyam tikar
Cinta seuntai kasih setandan
Pasang di laut hapus belukar
Pergi ke hutan menjerat merak
Anak rusa mati dipanah
Jauh di mata kasih berjarak
Mahligai cinta dibakar fitnah
Pergi ke kedai membeli tombak
Tajam keris mati tembaga
Cintamu bagai derunya ombak
Ditolak ditepis datang juga
Pergi menekut di tengah malam
Pandan pelita berdebar cemas
Dalamnya laut dapat diselam
Mabuk cinta hatiku lemas
Pergi menjaja tapai dan ragi
Lambat pulang jangan diturut
Cinta remaja datang dan pergi
Padamu jua hati terpaut
Petik pegaga penuhkan raga
Sayur meranti rencahnya kerang
Bagai geliga di mulut naga
Buah hati suami orang
Petir guruh hujan menderu
Kain dijemur habislah basah
Duduk resah berdiri malu
Hati diasak badai gelisah
Pijat melata dibakar kelambu
Nasib ada baju dan kain
Adat pelita nyala bersumbu
Adat jemu cari yang lain
Pinang dikupas dibelah empat
Kapur di cembul jari memalit
Kasihmu hampas tidak bertempat
Cintaku unggul segar diulit
Pinang kapur dalam cembul
Makan sirih pembuka acara
Orang ketiga tidak muncul
Ke akhir hayat bahagia berdua
Pipi bersih diketip agas
Merah betis digigit nyamuk
Pucuk kasih habis dipangkas
Sedu tangis hati nan remuk
Pisau di tangan kanan
Mentimun di tangan kiri
Hati tidak berkenan
Ada janji dimungkiri
Pohon meranti tinggi subur
Hendak berpaut tidak berdahan
Hendak mati seliang sekubur
Ajal maut di tangan Tuhan
Pokok cempaka tidak dipagar
Bunganya gugur menutup bumi
Rindu membara kasihku tegar
Setia luhur cinta bersemi
Pokok cempedak dipukul angin
Ribut menyerang dari selatan
Tuan tak hendak saya tak ingin
Berpatah arang berkarat rotan
Pokok duku tinggi sedepa
Datang pipit membuat sarang
Ribut rindu datang menerpa
Rebah cita karam seorang
Pokok jerami tumbuh melata
Daun selasih dibuat ulam
Dapat suami buta cinta
Cahaya kasih dipandang kelam
Pokok mengkudu tinggi sedepa
Buahnya nanti baik pasaran
Angin rindu datang menerpa
Bergoncang hati melawan debaran
Pokok rambutan di depan surau
Berbuah setahun dua kali
Menunggu hujan di musim kemarau
Benih kasih bercambah kembali
Pokok rebah baik ditetak
Ambil kapak dengan parang
Cinta berubah bak cermin retak
Disimpan susah baik dibuang
Pokok selasih berbunga tidak
Ganti senduduk bunganya biru
Kebun kasih orang tak hendak
Bagai dedak di hujan nyiru
Pucuk meranti beli seikat
Cukup ramu menggulai kepah
Bila hati sudah terpikat
Manis bertamu pahit berpisah
Pucuk selasih ulaman segar
Gulai pelata menjamu ibu
Ladang kasih hangus terbakar
Api cinta menjadi debu
Pulau pisang rumah api
Laut tenang di Selat Melaka
Hati gersang berteman sepi
Putus tunang dikerat duka
Pulut berinti nama juadah
Makan dengan santan sesenduk
Hancur hati sesal tak sudah
Tergadai maruah termakan pujuk
Pulut inti hidangan tetamu
Tepung pelita bersama laksa
Lama menanti bertukar jemu
Lama bercinta jiwa terseksa
Puteri bangsawan berangkat ke istana
Riuh-rendah gendang dipalu
Cinta tuan sekecil hama
Debu kasih di angin lalu
Puteri kayangan berteman suri
Turun mandi menjelang senja
Luka di tangan tercalar duri
Luka di hati jiwa tersula
Putih bersih muka diandam
Cantik kemas baju penari
Bunga kasih dipendam
Bagai emas di perut bumi
Putih ragi tapai manisan
Penuh sedulang kuih disaji
Tuan pergi tanpa pesan
Kini pulang menagih janji?
Putih-putih si udang pepai
Ramai orang datang membeli
Bulan merintih bintang digapai
Cinta kecundang tidak sekali
Pulau Sibu airnya biru
Naik kereta ke Tanjung leman
Lama ditunggu hatiku rindu
Surat cinta sebagai teman
Putih awan menyapu angkasa
Biru langit nampak berbalam
Warkah tuan menggamit rasa
Rindu menggamit kenangan silam
Rama-rama bertemu belalang
Ati-ati bunganya putih
Cinta pertama terhalang
Cinta kedua beralih
Ranum bersih buah mengkudu
Perah isi ambil yang pati
Selembar kasih menyambung rindu
Seitik benci menghitam hati
Rebus ketupat penuh sekawah
Jiran tetangga semua diundang
Sudah dapat gading bertuah
Tanduk retak tetap dipandang
Rempah dikacau bersama bawang
Terung telunjuk direndang Minang
Saya merantau mencari wang
Bukan merajuk putus tunang
Rentak kota rancak rakus
Tenang desa dibalut sunyi
Besar rahsia kemas dibungkus
Resah jiwa bawa menyanyi
Resam hulu mencari parang
Adat buaya makan menyerang
Resam rindu tidak terpandang
Adat kecewa menangis seorang
Rintik-rintik hujan di gunung
Sama basah rumput di lembah
Tunang cantik Cuma direnung
Selepas nikah sayangnya bertambah
Rintik-rintik namanya gerimis
Hujan merata dibawa angin
Wajah cantik senyumnya manis
Api cinta terasa dingin
Riuh sungguh bunyi bebarau
Makan langsat kuning mencelah
Padang kasih kering kemarau
Demi cinta pantang mengalah
Rotan sehasta diganti akar
Akar disirat menganyam bubu
Surat cinta sudah dibakar
Mahligai kasih menjadi abu
Rumput di kaki hamparan baldu
Daun semalu jangan disentuh
Lunak hati dibuai rindu
Rindukan tuan di benua jauh
Sambal mangga petai sepapan
Masak keladi si daun selasih
Gelap mata mabuk diumpun
Menabur budi menjerat kasih
Sambal pauh pucuk selasih
Goreng bertepuh sotong gurita
Belayar jauh mengutip kasih
Kasih terapung di lautan cinta
Sampai masa kenanga berbunga
Baunya harum serata taman
Sampai masa jodoh teruna
Dara idaman sudah berteman
Sebiru laut seputih awan
Bertiup bayu terasa nyaman
Cantik raut wajah rupawan
Si gadis ayu sudah berteman
Sebutir gasing jatuh bergolek
Sehelai daun jatuh melayang
Berat dijinjing lalu dikelek
Hendak ditinggal terasa sayang
Segar hijau pokok di taman
Cuaca sejuk setiap hari
Jauh merantau cari pengalaman
Bukan merajuk kekasih lari
Sehelai sirih sekacip pinang
Sesudu madu mengubat lelah
Di pinggir tasik jiwaku tenang
Hatiku rindu kasihkan Allah
Sejuk bayu si hutan malam
Azan bergema menyambut siang
Pujuk rayu kenangan silam
Kekasih lama jelas terbayang
Sejuk berjalan dipayung awan
Daun gugur dipuput bayu
Dara rupawan cantik menawan
Cinta tersungkur dipujuk dirayu
Sejuk merempuh badai malam
Bahang menyusur terik matahari
Sejuk ampuh kasih disulam
Setia akur hamparan sanubari
Sekecil tuma tetap berdarah
Sebesar pekung diubat juga
Luka lama kembali berdarah
Dendam menakung di jiwa raga
Selagi kembang bunga kenanga
Jangan diranggah gugur semua
Selagi kumbang menyeri bunga
Bahagia singgah sebentar cuma
Selesai sembahyang orang berjamu
Ayam madu enaknya juadah
Semarak sayang jodoh bertemu
Api rindu padamlah sudah
Selesai sudah kerja di bendang
Mengail udang di laut dalam
Mulut menyebut mata terpandang
Ingatkan abang siang dan malam
Semanis nangka semasam limau
Putih bersih si buah laici
Cinta kita di mulut harimau
Ayah memilih ibu pun benci
Sembilu angin bagai dihiris
Sejuk bumi dititis embun
Kalau ingin memikat gadis
Baik agama cinta sekebun
Semut berarak mencari gula
Karung gula di tepi dapur
Jauh jarak tempat bermula
Janji setia kasih diukur
Senja kala duduk di bangsal
Orang di jeti mengail kelisa
Tersungkur kepala tak Bengal
Jatuh hati jiwa terseksa
Serak garau bebarau sepasang
Hidupnya Cuma di dalam sangkar
Biar kermarau tanah gersang
Bunga cinta tetaplah segar
Setiap malam kumbang menyerang
Habis mati bunga di laman
Gelap langit tidak berbintang
Sunyi hati tidak berteman
Siang malam menjunjung buih
Ombak tak jemu mengusap pantai
Siang malam jiwa merintih
Hati rindu minta dibelai
Sirih pinang sambut tetamu
Kuih bijan juadah kami
Sejuk tenang padang kasihmu
Bagai hujan menyerap ke bumi
Sirih sehelai kapur secalit
Sekacip pinang gambir secebis
Janji terkulai cinta nan sulit
Air tenang ikannya habis
Sudah beratap rumah menantu
Di tengah laman menjemur kain
Berdua menatap bulan nan satu
Cuma kenangan yang berlain
Sudah dicuci lalu diperah
Jemur baju di tepi huma
Lenyap benci hilang marah
Segar kembali cinta lama
Sudah dimasak segala juadah
Anak bangsawan diundang datang
Jalan sesak saya redah
Kerana tuan saya datang
Sudah ditebang ditabur benih
Durian sepokok di tepi telaga
Kasih abang bak air jernih
Minum seteguk hilang dahaga
Sudah mendidih bubur disenduk
Sebelum dijamu rasa sesudu
Sakit pedih bak sembilu ditusuk
Sakit lagi ditusuk rindu
Sudah penuh pulut sedulang
Gulai pari tunggu disenduk
Sudah jenuh menepis malang
Hati sendiri tidak terpujuk
Sudah senja mahu ke rimba
Unggas berarak terbang lalu
Isteri manja tidur di riba
Anak nampak tersipu malu
Sudah sepakat anak teruna
Pergi bergalah mencari terap
Lautan cinta seluas buana
Rahmat Allah insan mengharap
Sudah tersaji ulam sebakul
Daun selasih pucuk cemperai
Tali janji diikat simpul
Simpul kasih belum terlerai
Sungai bersih pergi menjaring
Dapat sekali ikan pelata
Laut kasih semakin kering
Hati mati di pantai cinta
Sungai jernih dikocak lumpur
Air pasang bagai terhenti
Istana kasih hancur lebur
Cinta gersang kecewa menanti
Sungai susu telaga madu
Semut mati di dalam cawan
Wajah ayu suara merdu
Baik pekerti hati tertawan
Sungguh jelita gadis bersubang
Besar gelang melengkar kaki
Bersengkang mata menunggu abang
Abang tak pulang hingga ke pagi
Sungguh lama emak di huma
Nasi disaji sudahlah sejuk
Kasihmu Cuma sekecil hama
Menagih janji hati dipujuk
Sungguh lama wajik dikacau
Habis tepung dibeli lagi
Sungguh lama abang merantau
Adik di kampung membilang hari
Sungguh rending pokok betik
Hinggap tiung sahut-menyahut
Mata terpandang hati berdetik
Mesra terjalin kasih berpaut
Sungguh sejuk air cincau
Aneka juadah sepenuh dulang
Mimpi buruk cakap meracau
Mimpi indah payah berulang
Sunyi pusara di tanah seberang
Setahun sekali bunga ditabur
Putus cinta menangis seorang
Kasih sejati sudah berkubur
Susu pekat gula sesudu
Sirap Bandung biji selasih
Saya terlambat di pelabuhan rindu
Tuan terlantar di padang kasih
Tajam belati senang mengerat
Adat pedang cepat memancung
Remuk hati rindu nan sarat
Bila terpandang kasih berkampung
Tajam sabit mengerat rumput
Kerat sama si lalang panjang
Cinta secubit sayang tak luput
Sekejap angsana berakar tunjang
Tanah Semenanjung berteluk berpulau
Laut teduh langit berawan
Sayangnya tanjung payah dijelau
Di benua jauh rindu-rinduan
Tanam rapat pokok lengkuas
Sudah berisi cepat dicangkul
Belum dapat belumlah puas
Hajat hati belum terkabul
Tanam temu tumbuh meranti
Meranti melilit si batang pinang
Sudah jemu adik menanti
Hari ini kita bertunang
Tangkap keli pakai serampang
Anak sepat biak di huma
Biar kumati di hujung pedang
Asalkan dapat hidup bersama
Tangkas pencuk dengan silat
Riuh gendang dengan rebana
Tinggi kacak bertahi lalat
Sekali pandang terus terpesona
Tebal isi rambutan tut
Berikan saya barang sekati
Biar nasi datang ke lutut
Kenyang saya makan hati!
Teduh rending pohon cemara
Batang ditoreh tidak bergetah
Lama bertandang si duka lara
Gelap hati mencari arah
Teduh teluk pantai pun bersih
Air pasang kapal berlabuh
Puas memujung menabur kasih
Hati gersang cinta tak tumbuh
Tegak mahligai cantik terbilang
Dipandang tak cukup sekali
Kasihku bagai lalang di padang
Ditebas dipijak tumbuh kembali
Tegap paruh terbayang helang
Turun hinggap di pokok mengkudu
Adik jauh tidak terjelang
Gambar ditatap mengubat rindu
Tembakau kampung halus berjela
Kapur dititik si air mawar
Jiwa terkepung hati nan lara
Halwa betik terasa tawar!
Temu lawak kuningnya kunyit
Buat ubat si panau angin
Cantik awak minta dikenyit
Hati terlambat orang tak ingin
Tengkolok raja kampuh pelangi
Kerisnya sempena ganja iras
Cinta dibaja kembang mewangi
Bagai sungai mengalir deras
Terang bulan lima belas hari
Padam pelit mengail tuka
Sudah kutahu mawar berduri
Penawar cinta tangan tak luka
Terkilat belanak di air tenang
Jala ditebar air berolak
Matamu jinak hati terkenang
Cinta melebar sayang ditolak
Terkilat belanak jala ditebar
Dapat kembung dapat pelata
Pilu di benak menahan sabar
Sebak menakung si air mata
Terlepas jelatik terjerat undan
Terbang merpati menghantar surat
Isteri cantik suami pun padan
Pilihan hati ke akhir hayat
Terlepas sangkar burung di padang
Hinggap punai di ampaian kain
Janji terbakar cinta kecundang
Kasih kusemai di taman lain
Tetak dahan dibuat ampai
Tebang jati balak bercukai
Retak tempayan boleh disimpai
Tumbang hati hancur berkecai
Tiada angin pokok bergoyang
Rupanya beruk memetik jambu
Cinta dingin kemarau sayang
Rupanya remuk jiwa kalbu
Tiada tali carikan ijuk
Patah tiang diganti papan
Keras hati tak makan dipujuk
Kasih sayang jadi ratapan
Tiga dara tinggal sebilik
Sudah dipinang si bujang lapuk
Biar digoda si cantik molek
Isteri tua cinta tak luput
Tikar dianyam si tali ijuk
Ijuk dikerat panjang sedepa
Sejuk nyaman hati dipujuk
Sesejuk bumi Kutub Utara
Tikar pandan anyam berseni
Menang memakai alah membeli
Tiada sempadan kasihku ini
Bagai lautan tidak bertepi
Tikar reput tidak dipandang
Papan hanyut dibuat lantai
Hatiku rumput hilang padang
Rinduku laut tidak berpantai
Tilam buruk hanyut terapung
Di Sungai Klang mengalir lesu
Hati remuk jiwa terkepung
Cinta dihalang kenapa membisu?
Tinggi berdiri menara kembar
Dua ruangan bersambung titi
Bengkak jari tersusuk selumbar
Tajam renungan menusuk hati
Tinggi pagar istana larangan
Hulubalang berlatih bermain pedang
Harum segar bunga di tangan
Bunga lain jangan dipandang
Tinggi rending pohon cemara
Cemara tumbuh di tepi telaga
Lama bertandang si duka lara
Bahagia ditunggu tak tiba juga
Tinggi rimbun pohon beringin
Malam rimas tidak berbintang
Hatimu embun bertambah dingin
Kasihku panas hingga ke petang
Tinggi tegak pohon cemara
Siang berpanas malam berembun
Tinggal emak buang saudara
Bagai menebas serai serumpun
Tumpul belati hiris tak luka
Tajam diasah batu berbaja
Tersimpul mati tali dibuka
Tersimpul kasih janji di kota
Turun ribut menampi padi
Biar cepat hampa melayang
Jangan disebut orang tak sudi
Mesra rapat bertambah sayang
Udang galah berkampung di muara
Air jernih orang menjala
Lembut indah umpama sutera
Hangatnya kasih bagai disula
Udara sejuk dihembus bayu
Turun gerimis belumlah lebat
Puas dipujuk puas dirayu
Umpan habis ikan tak dapat
Warna-warni alam buana
Angin menderu membawa mendung
Saya di sini tuan di sana
Demam rindu sama ditanggung
Berarak awan selembut bayu
Tidak lari bukit disalah
Bijak tuan memujuk rayu
Mulut terkunci hendak menolak
Cuba-cuba menyabung ayam
Sudah suka menjadi judi
Cuba-cuba menabur sayang
Sudah suka jumpa tok kadi
Duduk berkumpul kelambu ditampal
Siap kelambu lalu direndam
Asap berkepul terbakar
Terbakar kalbu bara tak padam